Tuesday, September 24, 2013

Contoh Digital Divide di Indonesia

(Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Komputer dan Masyarakat di Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada, 17 September 2013)

Dewasa ini, penggunaan teknologi digital di dunia meningkat dengan sangat pesat. Peningkatan tersebut memicu berkembangnya teknologi baru yang semakin banyak setiap tahunnya. Perkembangan pesat ini mempunyai sisi positif, yaitu banyak teknologi yang bermunculan yang semakin canggih dan mempermudah kehidupan sehari-hari. Tak hanya berdampak positif, perkembangan teknologi yang cepat juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah sifat apatis beberapa orang terhadap teknologi yang semakin canggih dan terlalu cepat untuk diikuti, sehingga beberapa orang memilih untuk tidak menggunakan teknologi yang sebenarnya dapat digunakan untuk meringankan pekerjaan dan menghemat waktu dan juga biaya.

Salah satu contohnya dapat dilihat pada beberapa instansi yang masih memilih metode pendataan menggunakan cara sederhana, yaitu menggunakan kertas, dibandingkan menggunakan komputer, meskipun mungkin saja komputer itu sudah disediakan di instansi tersebut. Mereka juga masih belum mengetahui pengetahuan yang luas tentang penggunaan internet sehingga mereka tidak bisa menggunakannya meskipun mungkin di daerah mereka telah terjangkau oleh jaringan internet.

Selain itu, banyak pula masyarakat yang sehari-harinya tidak berinteraksi dengan teknologi terlalu sering atau yang berteknologi tinggi. Contohnya saja ibu-ibu rumah tangga. Bisa dibilang tingkat penggunaan teknologi yang mereka kuasai tidak setara dengan penggunaan teknologi setingkat mahasiswa dan karyawan kantor. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan adanya kesenjangan dunia digital atau digital divide.

Kesenjangan seperti ini dapat ditanggulangi dengan berbagai cara, salah satunya adalah memperbanyak dan memperluas kegiatan sosialisasi dan pelatihan penggunaan komputer dan internet terhadap masyarakat, terutama yang bertempat tinggal jauh dari pusat kota. Kriteria ini dipilih karena tingkat pengetahuan mereka terhadap teknologi yang mungkin tidak terlalu tinggi. Sosialisasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat yang berpikiran bahwa teknologi adalah hal yang tabu, sehingga mendorong mereka untuk mempelajari teknologi lebih jauh lagi. Selain itu, sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk memperbaiki cara pikir masyarakat bahwa komputer dan internet digunakan bukan hanya untuk bermain saja, seperti yang banyak terlihat di warung game internet, tetapi juga harus digunakan untuk mencari pengetahuan yang positif yang berguna bagi dirinya dan juga bagi masyarakat sekitar.

Diharapkan dengan pengadaan sosialisasi, masyarakat dapat menggunakan teknologi, terutama komputer dan internet, dengan lebih baik dan sepantasnya.

No comments:

Post a Comment