Thursday, March 27, 2014

Standard Subnetting dan VLSM

Melanjutkan postingan IP Address dan Subnetting.

Standard Subnetting dilakukan dengan memberikan porsi alamat host yang sama untuk setiap subnet yang terhubung pada suatu jaringan. Porsi alamat yang diberikan mengikuti subnet dengan jumlah host terbanyak. Hal ini dapat menyebabkan pemborosan alamat yang tidak terpakai, terutama jika jumlah host tiap subnet bervariansi tinggi. Oleh karena itu, digunakanlah VLSM (Variable Length Subnet Mask). Pada VLSM, setiap subnet diberikan porsi alamat yang sesuai dengan jumlah host aktif pada masing-masing subnet sehingga diharapkan tidak terjadi pemborosan.

Tuesday, March 25, 2014

IP Address dan Subnetting

IP Address adalah alamat logika yang dimiliki oleh setiap device (misal komputer) yang terhubung pada suatu jaringan yang menggunakan Internet Protocol (TCP/IP) untuk saling berkomunikasi. IP Address diberikan kepada paket yang dikirim pada layer Network. IP versi 4 terdiri dari 32 bit biner yang terbagi menjadi 4 byte, dimana masing-masing byte terdiri dari 8 bit. Setiap byte dapat bernilai dari 0 hingga 255 desimal.

Subnetting adalah suatu teknik yang memperbolehkan untuk membagi suatu jaringan menjadi beberapa jaringan kecil di bawahnya. Subnetting dilakukan dengan membagi host number (2 byte terakhir) menjadi subnet number (byte ke-3 dari kanan) dan host number (1 byte LB). Hal ini menyebabkan penggunaan jaringan menjadi lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.